Jumat, 06 Februari 2015

Tahun 2050, 10 Juta Orang per Tahun Meninggal Karena Resisten terhadap Antibiotik


cuap2

Tahun 2050, 10 juta orang per tahun meninggal karena resistensi terhadap antibiotik.
 Tahun 2050 diperkirakan 10 juta orang per tahun meninggal karena resisten terhadap antibiotik. Pemerintah Inggris telah menemukan bahwa resistensi terhadap antibiotik dapat menjelaskan 10 juta kematian per tahun dan memberi produk domestik bruto sebesar 2,0 menjadi 3,5 persen pada tahun 2050.
Review on Antimicrobial Resistance mengatakan operasi yang telah meluas dan berisiko rendah berkat antibiotik, seperti operasi caesar, bisa menjadi lebih berbahaya tanpa tindakan segera. Review yang  diumumkan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron ini dipimpin oleh Jim O’Neill, mantan kepala ekonomi di bank investasi AS Goldman Sachs, termasuk ahli kesehatan masyarakat senior Inggris.
Ditemukan daerah dengan jumlah kematian tertinggi karena resistensi antimikroba adalah Asia dengan 4,7 juta, diikuti Afrika dengan 4,1 juta, sementara akan ada sekitar 390 ribu di Eropa dan 317 ribu di Amerika Serikat.
Sebagai perbandingan, Review memperkirakan bahwa pembunuh terbesar kedua, kanker, akan menjelaskan 8,2 juta kematian per tahun pada tahun 2050.
Efek merusak dari resistensi antimikroba telah terlihat di seluruh dunia. Ini mengingatkan bahwa resistensi obat tidak jauh dan abstrak. Intervensi utama untuk mencegah apa yang mengancam menjadi beban yang sangat buruk pada sistem kesehatan di dunia.
Disebutkan bahwa tiga jenis bakteri, Klebsiella pneumoniaEscherichia coli (E.coli), dan Staphylococcus aureus, sudah menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap obat. Pengobatan HIV, malaria, dan TBC, adalah masalah kesehatan yang lebih luas di mana perlawanan adalah kekhawatiran.
Di AS, infeksi resisten antiobiotik berhubungan dengan 23 ribu kematian dan 2 juta penyakit setiap tahun.
Biaya ekonomi setiap tahunnya setinggi 16 miliar euro dalam biaya perawatan keseahtan langsung dan 28 miliar euro dalam produktivitas yang hilang.

Kondisi Energi Nasional di Tahun 2050

Kondisi Energi Nasional di Tahun 2050
Home » Uncategorized » Kondisi Energi Nasional di Tahun 2050






(BusinessReview)-Sekretaris Jendral Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Teguh Pamuji, hari ini Selasa (23/12) melakukan peluncuran buku Outlook Energi Indonesia (OEI) 2014 di Kantor Kementrian ESDM. Acara ini turut dihadiri oleh para anggota Dewan Energi Nasional (DEN), pejabat Eselon I dan II kementrian ESDM, asosiasi, perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan swasta sebagai stakeholderterkait.
“Dalam periode 25 tahun terakhir dunia telah mengalami kebutuhan perkembangan energi yang sangat pesat, permintaan energi dunia akan terus meningkat hingga 2050 mendatang terutama didorong pertumbuhan negara non-oil city (negara bukan penghasil minyak) dan pertambahan jumlah penduduk,” kata Teguh.
Teguh menyebut bahwa permintaan tentang energi dunia terutama Indonesia masih didominasi energi fosil. “Indonesia sejak lama mengalami kebingungan dalam menentukan harga minyak dunia karena tingginya ketergantungan kita terhadap bahan bakar minyak dan telah melemahkan kemampuan kita untuk melaksanakan tugas pembangunan, akibat separuh dari minyak tersebut diperoleh dari impor,” Teguh menambahkan.
Buku Outlook Energi Indonesia 2014 (OEI 2014) ini memberi gambaran kondisi energi nasional pada kurun waktu 2013-2050, mencakup proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi primer dan energi final yang berdasar pada ketersediaan sumber daya energi. Buku OEI 2014 ini juga menjelaskan tentang kondisi energi saat ini dan target yang diatur dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), perkiraan kebutuhan infrastruktur energi serta perbandingan kondisi keenergian Indonesia terhadap kondisi energi di wilayah ASEAN dan dunia.
Perhitungan proyeksi pengelolaan energi dalam OEI 2014 telah mempertimbangkan kebijakan, regulasi dan rencana pembangunan pada masing-masing sektor serta program yang telah dijalankan oleh Pemerintah, seperti kebijakan konversi energi, mandatori pemanfaatan biofuel (BBN), konversi minyak tanah ke LPG.
Rencana pembangunan sektor energi juga mencakup program percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW tahap I dan tahap II, road map pengembangan dan pemanfaatan BBN, rencana pembangunan sektor perhubungan, pertanian, perindustrian, lingkungan dan lainnya serta kontribusi sektor energi terkait dalam pencapaian target penurunan emisi sebesar 26% pada tahun 2020.
OEI 2014 dimaksudkan sebagai referensi utama bagi para penyusu kebijakan, pelaku industri energi, investor, pengamat dan kalangan akademisi, karena saat ini energy outlook juga diterbitkan oleh beberapa lembaga/instansi yaitu kemetrian Ristek dan Dikti, BP Energy Indonesia, dan PT. Pertamina (Persero).

Semua bakteri akan kebal antibiotik di tahun 2050?


Semua bakteri akan kebal antibiotik di tahun 2050?
Ilustrasi bakteri. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Sashkin

Saat ini superbugs, atau infeksi yang kebal terhadap obat, barangkali masih jarang diketahui oleh banyak orang. Banyak kasus superbugs yang terjadi di luar negeri, namun tidak di Indonesia. Namun bukan berarti masyarakat Indonesia bisa mengabaikan infeksi yang satu ini. Sebab menurut penelitian terbaru, di masa depan penyakit ini bisa membunuh 10 juta orang per tahun!
Jika dokter tak bisa menemukan metode perawatan terbaru untuk infeksi superbugs ini, kemungkinan besar infeksi superbugs akan menjadi wabah dunia dan bisa menyebabkan kematian dari 700.000 hingga 10 juta warga di dunia pada tahun 2050.
Hasil ini didapatkan melalui analisis oleh KPMG dan Rand Europe. Saat ini, infeksi yang kebal terhadap obat apapun ini telah membunuh 50.000 orang per tahun di Amerika Serikat dan Eropa. Sementara di seluruh dunia infeksi ini telah membunuh sekitar 700.000 orang per tahunnya, seperti dilansir oleh Huffington Post (11/12).
Peneliti memprediksi bahwa pada tahun 2050, yang terburuk adalah semua mikroba menjadi kebal terhadap antibiotik dan itu bisa terjadi jika kekebalan mikroba saat ini meningkat hingga 40 persen.
"Berdasarkan data yang saat ini masih belum lengkap, kami memperkirakan skenario terburuk yang bisa terjadi. Karena tingginya angka kematian, kemungkinan ekonomi dunia juga akan terpengaruh, begitu juga dengan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat dunia," ungkap peneliti.
Menurut prediksi mereka, bakteri E.coli dan bakteri penyebab TBC akan menjadi dua atau tiga bakteri terbesar yang menjadi kebal terhadap antibiotik. Yang ketiga adalah malaria yang disebabkan oleh parasit dan menjadi kebal terhadap perawatan jenis apapun.
Bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik karena beberapa alasan rumit, termasuk terlalu banyaknya penggunaan dan paparan antibiotik pada seseorang. Untuk mencegahnya, sebaiknya masyarakat mulai berhati-hati dengan penggunaan antibiotik mulai saat ini. Jangan terlalu mudah mengonsumsi antibiotik ketika sakit ringan.
Saat ini sekitar dua juta orang telah terinfeksi mikroba yang kebal terhadap obat. Jika dibiarkan keadaan ini bisa menular pada orang lain dan tersebar ke seluruh dunia. Saat ini peneliti juga berusaha mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan antibiotik

Waspada, Tahun 2050 Jakarta Bakal Tenggelam!

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Monumen Nasional sedang dimandikan, Kamis (15/5/2014). Tahun 2050 mendatang, kawasan Monas akan tergenang air laut jika tidak diantisipasi sejak dini.
 Tahun 2050, Jakarta diprediksi bakal tenggelam. Air laut akan menerobos masuk dan sampai pusat kota jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan masyarakat tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.

Kepala Sub Direktorat Perkotaan Ditjen Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Eko Budi Kurniawan mengungkapkan hal tersebut dalam diskusi "Pengembangan Lahan untuk Pembangunan Jakarta", 

"Pada 2050, kalau terjadi kebocoran, air laut sampai tengah kota. Bayangkan berapa kerugiannya. Kami memprediksi kerugiannya akan mencapai 200 miliar dollar AS (Rp 2.361 triliun). Itu belum termasuk 1,5 juta lapangan kerja yang hilang, dan masyarakat yang harus pindah. Itu masalah yang sangat besar jika tidak ditangani," papar Eko.

Menurut dia, ketinggian air laut tiap tahun meningkat. Di sisi lain, permukaan tanah amblas lebih cepat dari ketinggian air.
"Penurunan tanah pertahun tergantung lokasi, paling tinggi, yang diukur, sekitar 14 cm sampai 14,5 cm pertahun. Tapi, Ada lokasi lain yang mengalami penurunan lebih dalam. Kalau dipukul rata, penurunan terjadi sedalam 7,5 cm per tahun. Di Pluit termasuk paling cepat," ungkap Eko.
Namun, Eko berharap hal itu tidak akan terjadi. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta sudah mulai mengantisipasinya dengan perencanaan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Pembangunan NCICD dilakukan dalam tiga tahp. Tahap A merupakan penghentian pengambilan air tanah untuk menghentikan penurunan tanah. Tahap ini juga berisi percepatan sanitasi air sungai dan kanal, serta perkuatan dinding laut. 

Tahap B berisi pembangunan Outer Sea Wall yang terpadu dengan lahan hasil reklamasi. Tahap C adalah penutupan laguna timur di sebelah Kabupaten Bekasi. Tahap ini, menurut rencana, akan dilakukan secara paralel dengan perluasan pelabuhan Tanjung Priok.
Sayangnya, program NCICD sejauh ini masih menunggu pembicaraan antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta. Melihat pembangunan lahan reklamasi yang berjalan lebih cepat, Eko memastikan reklamasi memang akan berjalan lebih dulu.
"Kalau ini, kelihatannya pulau sudah lebih maju. Sudah ada dua pulau yang dibangun. Sepertinya ini (reklamasi) dulu. Sebetulnya sistemnya terintegrasi, tapi menunggu pembicaraan antara pemerintah pusat dengan DKI," ujarnya.
Menurut Eko, langkah yang paling nyata sejauh ini adalah proses peninggian dinding laut di Pluit. Sebagian proses tersebut akan dilakukan oleh Kementerian PU, sementara sebagian lagi akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Itu yang sekarang mau kita tinggikan. Itu di Pluit, ada Waduk Pluit. Kalau ditinggikan, pasti air tidak akan sampai pusat kota. Bentuknya juga tidak seperti wall, lebih seperti piramid. Bisa untuk jalan, tergantung desainnya. Desainnya sudah ada, tergantung lokasinya," pungkasnya
.

Ini Kata Ilmuwan Tahun 2050 Orang Ogah Bercinta

Ini Kata Ilmuwan Tahun 2050 Orang Ogah Bercinta
Kompas.com
SHUTTERSTOCK/Ilustrasi. 
 Tahun 2050 nanti, diperkirakan hubungan seksual akan benar-benar menjadi murni rekrasional, atau hanya untuk kesenangan semata. Hal ini disampaikan oleh Professor Carl Djerassi (91), seorang ilmuwan sekaligus penulis buku yang menemukan pil kontrasepsi. Jadi, seks dianggap sebatas pemenuhan hasrat bukan untuk bercinta mendapatkan keturunan.

Menurutnya, tahun 2050 nanti, baik perempuan maupun laki-laki akan memilih membekukan sel telur dan sperma mereka ketika muda, sebelum akhirnya disterilisasi. Prof Djerassi mengklaim bahwa cara ini dapat menurunkan angka tindakan aborsi, baik yang direncanakan atau tidak direncanakan.  

Dari wawancara bersama The Telegraph, Prof Djerassi  mengatakan akan muncul “Generasi Manana” yaitu generasi orangtua yang sudah berumur dan sengaja menunda keturunan. Positifnya, mereka berkemungkinan besar memiliki anak yang lebih sehat, karena hasil sel telur dan sperma mereka yang telah dibekukan saat muda.

"Perempuan yang berusia 20-an akan memilih membekukan sel telur mereka, dan menunda kehamilan. Mereka akan memilih kebebasan dengan keputusan yang profesional, atau memilih pasangan hidup yang tepat, tanpa mempedulikan tenggat waktu bilogis(kesuburan) mereka," ujarnya.

Prof Djerassi juga memprediksi bahwa banyak perempuanyang memutuskan untuk melakukan pembuahan di luar tubuh, seperti bayi tabung. Nantinya, lanjut Prof Djerassi,  hal tersebut akan menjadi hal yang lumrah dan normal di masa mendatang.

Sedangkan bagi laki-laki, Prof Djerassi menyatakan bahwa hal ini telah dimulai sejak awal ,"Sperma laki-laki yang subur telah diawetkan dan proses tersebut tidak mahal selama bertahun-tahun belakangan. Kemudian penyimpanan sperma juga bertahan selama beberapa dekade, bukan hanya tahun. Banyak laki-laki muda yang mungkin mempertimbangkan vasektomi awal, sebagai alternatif untuk pengendalian kelahiran yang efektif."

Tahun 2050 Indonesia Diprediksi akan Jadi Kekuatan Ekonomi ke-4 dunia

Tahun 2050 Indonesia Diprediksi akan Jadi Kekuatan Ekonomi ke-4 dunia
TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO
Mantan PM Jepang Yasuo Fukuda sedang berbincang dengan Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra (7/2/2014) 

 –  Tahun 2050 mendatang,Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi ranking ke-4 dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan GDP sebesar 45,9 trilyun dollar AS. GDPJepang kala itu akan bernilai sebesar 16,39 trilyun dollar AS, alias peringkat ke-8 dunia. Ini bermakna bahwa GDPIndonesia pada tahun 2050 akan empat kali lipat lebih besar dari GDP Jepang,
Hal  ini  diutarakan  Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra  mengutip data hasil riset Citigroup dalam acara “Market Sounding of Private Public Partnership Infrastructure Projects and Investment Opportunities in Special Economic Zones in Indonesia” yang diadakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan KBRI Tokyo di Hotel Imperial, Tokyo, Rabu . 
       
Lebih lanjut disebutkan menurut Lembaga Riset Nomura, pada tahun 2014, jumlah kelas menengah Indonesia akan mencapai 150 juta jiwa alias tiga kali lipat lebih besar dari Filipina yang berjumlah 47,4 juta jiwa, empat kali lipat Thailand yang berjumlah 39,9 juta jiwa, atau lima kali lipat dari Vietnam yang berjumlah 28,4 juta jiwa.
“Berdasarkan hal di atas, maka saya rasa tidak ada keraguan jika dikatakan bahwa Indonesia merupakan negeri yang memberi harapan besar bagi para investorJepang,” kata Dubes Yusron dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.
Dikatakan Yusron  Indonesia merupakan tujuan investasi yang paling menjanjikan. Pendapat ini, menurutnya, bukan pendapat yang berasal dari Indonesia, melainkan pendapat yang dikutip dari JBIC (Japan Bank for International Cooperation) sendiri. Karena itu, pantas diyakini bahwa data ini amat objektif dan bukan data yang disampaikan untuk memuji Indonesia tanpa alasan, lanjut Dubes.
Usai pertemuan, banyak pengusaha Jepang yang menghubungi delegasi BKPM yang dipimpin oleh Tamba P. Hutapea, Deputi Kepala BKPM Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal. Termasuk juga, para narasumber lain yang terdiri dari Kementerian Perhubungan, Pemerintah Kabupaten Batang, dan pimpinan PT JABABEKA. Pengusaha Jepang umumnya menanyakan lebih rinci proyek-proyek yang ditawarkan dan iklim investasi di Indonesia saat ini.
Sesuai tema acara, proyek-proyek yang ditawarkan BKPM kali ini adalah proyek-proyek berskala besar yang terkait bidang infrastruktur.